Senin, 29 Maret 2010

GALIPAT 354 JOKAM NGECOR BANDA ACEH

Pembelaan di Dalam Sabilillah

Satu-satunya masjid yang dibangun langsung oleh Allah, jauh sebelum Allah menciptakan (menurunkan) Nabi Adam AS, adalah masjid di Bakkah (Mekah), yang sekarang disebut Masjid Al Haram (Masjidil Haram).. Semua santri tradisional yang sudah belajar sedikit tafsir Qur’an dan hadits, pasti paham hal itu. Selanjutnya, terbangunnya sebuah masjid –bervariasi menjadi musolla, langgar, surau, dayah, dsb--pada masa-masa kemudian senantiasa melalui tahapan-tahapan lebih-kurang berikut ini.

Mula-mula, Allah mengutus seorang Nabi dan atau Rasul. Nabi dan atau Rasul tersebut kemudian berdakwah. Sedikit atau banyak orang akhirnya menjadi pengikutnya. Setelah itu, Nabi dan atau Rasul itu bersama para pengikutnya barulah membangun sebuah masjid untuk menampung kegiatan dakwah-ibadah mereka. Allah mengutus Daud AS sebagai Nabi dan Rasul, misalnya. Setelah itu, barulah Daud AS bersama pengikutnya membangun masjid. Tidak semua Nabi dan Rasul tercatat membangun masjid. Tapi, selain Mekah sebagai perkecualian, tidak ada masjid yang dibangun mendahului munculnya Nabi atau Rasul beserta para pengikutnya..

Maha Kekasih kita Nabi Muhammad SAW, baru membangun masjid setelah lebih kurang 13 tahun menjadi Nabi dan Rasul. Masjid yang pertama beliau bangun yakni Quba’, disusul dengan Masjid Nabawi Madinah, keduanya menjadi rangkaian hijrah beliau dari Mekah ke Madinah. Sebelum itu, sejak pertama diangkat sebagai Nabi dan Rasul, beliau tidak pernah merasa perlu membangun masjid. Benar, waktu itu beliau berdakwah di Mekah yang sudah memiliki Masjid Haram. Bahkan, ketika kegiatan dakwah-ibadah beliau di Masjid Haram diganggu banyak pihak, beliau cukup memakai salah satu rumah sahabat beliau yakni Al Arqom sebagai “kantor”. Dikenallah istilah “Darul Arqom”, rumahnya Al Arqom dalam sejarah kita.

Tentu saja, setelah masa Nabi Muhammad SAW, tak ada lagi nabi dan atau rasul. Yang ada tinggal “warosatul anbiya’”, pewaris para nabi, yakni para ulama yang di Indonesia disebut Kyai, Abuya, Ajengan, Tuan Guru, dan sebagainya . Maka, berdirinya sebuah masjid pun didahului oleh munculnya seorang ulama/kyai. (Patut dicatat bahwa di kalangan kyai berlaku jargon “tidak ada kyai tiban/dadakan”. Bandingkan dengan fenomena “dukun tiban”.Historisitas yang terangkum dalam dua pertanyaan mengenai “kyai baru” yakni “dia murid siapa” dan atau “dia anak/keturunan siapa” adalah tanda nyata.) Sang ulama beribadah dan berdakwah, hingga sedikit atau banyak orang menjadi pengikut/santrinya. Ketika dirasa sudah waktunya, sang ulama beserta pengikutnya pun mulai membangun masjid.

Begitulah, di kampung/kompleks pesantren, masjid/surau/langgar pun adalah salah satu bangunan di sela-sela bangunan lainnya: rumah sang kyai, pemondokan santri, rumah/ruang tamu, kuburan dan bangunan-bangunan lainnya. Dengan kata lain, pada awalnya, bangunan masjid tidaklah sendiri, tetapi disertai dan didahului setidaknya rumah sang kyai dan pemondokan santri.

Masjid-masjid yang dibangun seperti deskripsi di atas, jika kita perhatikan memiliki karakteristik-karakteristik yang terus berusaha dipertahankan. Lihatlah masjid-masjid peninggalan Wali Songo, atau yang lebih update masjid-masjid di lingkungan pondok-pondok pesantren tradisional mulai dari Pesantren Termas Pacitan, masjid di Pesantren Tebu Ireng Jombang dan lain-lainnya di daerah Jawa Timur, masjid-masjid di kampung santri Jogya (masjid-masjid Pathok Negoro: Wonokromo, Mlangi, Ploso Kuning, dan lain-lainnya bisa kita baca di buku saya Kampung Santri Tatanan dari Tepi Sejarah), masjid Pesantren Krapyak Jogya, masjid Pesantren Watu Congol Magelang, dan seterusnya dan sebagainya.

Sebagaimana (sejak) zaman Nabi Muhammad SAW, masjid-masjid tersebut imam dan khotibnya cukup satu orang saja. Misalnya, di zaman Nabi SAW, imam dan khotibnya adalah Nabi SAW. Setelah Nabi SAW wafat, imam dan khotibnya adalah Abu Bakar As Sidiq RA. Ketika Abu Bakar RA wafat, diganti oleh Umar Bin Khotob RA, dan seterusnya. Di lingkungan pesantren/kampung santri, imam dan khotibnya adalah sang kyai sendiri. Bilamana sang kyai wafat, imam dan khotib berikutnya dipilih berdasar musyarawah dengan kriteria yang paling ‘alim, wira’i dan senior. Bahwa sering terjadi imam berikutnya adalah putra imam sebelumnya (yang mungkin diganti karena wafat atau kondisi fisiknya tidak memungkinkan seperti sakit-sakitan), tidak pernah mengorbankan pertimbangan ke’aliman, kewira’ian dan senioritas. Mungkin, “konsep imamah” yang sering didengungkan beberapa ormas Islam seperti HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) salah satunya bermula dari fenomena ini, siapa tahu (?). Jika sang imam sedang berhalangan, bepergian umpamanya, sang imam akan menunjuk badal (pengganti) imam sampai sang imam kembali.

Seorang ulama atau kyai yang menjadi imam solat dan khotib, beliau sekaligus adalah seorang imam atau pemimpin untuk segala hal yang berkaitan dengan kegiatan keagamaan atau malah meluas ke segala urusan kehidupan. Beliau adalah sosok suri tauladan dalam kehidupan bagi lingkungannya. Jelas bahwa kepemimpinan seperti ini lebih menonjolkan aspek kharisma sang pemimpin, meskipun aspek rasionalitas tak pernah ditinggalkan. Efektifitas dan elektabilitas kepemimpinan disertai kecenderungan homogenitas ideologis menjadikan komunitas model seperti ini memiliki daya tawar dan daya saing tinggi di tengah percaturan ideologi-ideologi lain (baru) yang terus-menerus bermunculan. Tidak mengherankan bila ideologi teroris yang baru-baru ini menggejala, tak pernah mampu merekrut kelompok pesantren tradisional (nahdliyin). Apa saja yang ahistoris, hanya akan menjadi bahan tertawaan bagi komunitas yang mapan seperti ini.


Shadaqah

Shadaqah ialah pemberian sesuatu dari seseorang kepada orang lain dengan benar-benar mengharapkan keridhoan Allah SWT.
Hukum shadaqah adalah sunnah, hal ini sesuai dengan perintah Allah sebagai berikut :

"Dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah." (QS. Yusuf : 88).

"Dan kamu tidak membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikit pun tidak akan dianiaya (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah : 272).

"Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah : 177).

Dalam suatu hadits Rasulullah bersabda :
Seseorang telah datang kepada Nabi SAW, lalu ia bertanya : "Wahai Rasulullah, shadaqah yang bagaimanakah yang lebih besar pahalanya?"
Rasul menjawab : "Shadaqah dalam keadaan sehat dengan harta yang sangat disayangi serta takut miskin dan ingin kaya. Dan jangan menunda-nunda bersedekah sehingga ruhnya telah sampai di tenggorokan (sekarat) lalu berwasiat untuk si Fulan sekian untuk Fulan yang lain sekian. Padahal waktu itu kekayaanmu sudah menjadi milik ahli waris." (HR. Al-Bukhari Muslim)

SENKOM MITRA POLRI BANDA ACEH NAD


Perpolisian masyarakat (polmas) merupakan paradigma baru kepolisian dalam menjaga dan mengantisipasi gangguan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Di samping itu juga merupakan paradigma baru kepolisian yang sifatnya pro aktif dalam upaya melayani warga

Sentra Komunikasi Mitra Polri (SENKOM) Merupakan Kepanjangan Tangan Polri Dalam Pelaksanaan Tugas, Khususnya Di Bidang Kamtibmas. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 2/2002 Tentang Pengembangan Sistem Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat Yang Bertumpu Pada Sistem Pengamanan Swakarsa.


Bagi yang ingin mendownload Lagu Indonesia Raya, Bagi Mu Negri, Mars dan Hymne SENKOM
Lagu Indonesia Raya
http://www.4shared.com/file/252559949/d22880bd/Indonesia_Raya.html

Bagimu Negri
http://www.4shared.com/file/252559754/bf1ce04b/Bagimu_Negriku_Kusbini.html

Mars SENKOM
http://www.4shared.com/file/252557843/d3e074a7/Mars_SENKOM.html

Hymne SENKOM
http://www.4shared.com/file/252558217/fc0ed17b/Hymne_SENKOM.html

Teksnya Mars dan Hymne SENKOM
http://www.4shared.com/file/252562793/1d6cc735/HIMNE_SENKOM_MITRA_POLRI.html

Amalsoleh Komentarnya


-


BANYAK AMALAN YG BISA DIJADIKAN PULIHAN/TAMBAHAN

Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,"Barangsiapa ketika mendengar adzan
mengucapkan,
[Ya Allah, Tuhan Pemilik panggilan yang sempurna (adzan) ini dan shalat (wajib) yang
didirikan. Berilah al-Wasilah (derajat di surga yang tidak akan diberikan selain kepada Nabi
shallallahu’alaihi wasallam) dan keutamaan kepada Muhammad. Dan bangkitkan beliau
sehingga bisa menempati kedudukan yang terpuji, yang telah Engkau janjikan], maka ia akan
mendapatkan syafa'atku pada hari Kiamat.." (HR. al-Bukhari)
• SHALAT DUA RAKA'AT SETELAH WUDHU
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seseorang berwudhu, dengan
menyempurnakannya, lalu melaksanakan shalat dua raka'at dan ia melaksanakannya dengan
hati dan wajahnya (konsentrasi), melainkan telah pasti (wajib) baginya surga." (HR. Muslim)
• BERSEGERA MELAKSANAKAN SHALAT
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Andaikata manusia mengetahui pahala yang
ada pada adzan dan shaf pertama, kemudian tidak mendapati selain harus melakukan undian,
niscaya mereka akan melakukannya." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
• PERGI KE MASJID
Rasululllah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang pergi ke masjid di pagi
hari atau sore harinya, maka Allah akan menyediakan baginya hidangan di dalam surga setiap
pagi atau sore." (HR. al-Bukhari dan Muslim)
• MEMPERBANYAK SHALAT
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Hendaklah kamu memperbanyak sujud
(shalat) sebab tidaklah kamu sujud sekali kepada Allah, melainkan dengannya Dia akan
mengangkat derajatmu dan menghapus dosa (kecil)-mu.” (HR. Muslim)
• SHALAT SUNNAH RAWATIB
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang Muslim melaksanakan
shalat sunnah, selain fardhu karena Allah subhanahu wata’ala setiap hari sebanyak dua belas
raka'at maka Allah akan membangun untuknya rumah di surga." (HR. Muslim)
• SHALAT SUNNAH SHUBUH
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Dua raka'at Fajar (sebelum Shubuh) lebih
baik dari dunia dan seisinya." (HR. Muslim)
• SHALAT DHUHA
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Setiap tulang rusuk salah satu dari kamu
bernilai sedekah; setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan 'alhamdulillah') adalah
sedekah, setiap tahlil (ucapan 'Laa ilaaha illallah') adalah sedekah, setiap takbir (ucapan
'Allahu Akbar') adalah sedekah, amar ma'ruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah
dan termasuk bagian dari itu dua raka'at shalat Dhuha." (HR. Muslim)
• SHALAT JENAZAH
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang menghadiri jenazah
hingga menshalatkannya, maka ia mendapatkan satu Qirath dan barangsiapa yang
menghadirinya hingga dikuburkan, maka ia mendapatkan dua Qirath." Lalu ada yang bertanya,
"Apakah dua Qirath itu.?" Beliau menjawab, "Seperti dua gunung yang besar.."(HR. al-Bukhari
dan Muslim)
• ZIKIR SETELAH SHALAT
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mengucapkan tasbih
(mengucapkan 'subhanallah') di setiap akhir shalat sebanyak 33 kali, mengucapkan hamdalah
(mengucapan 'alhamdulillah') sebanyak 33 kali, bertakbir (mengucapkan 'Allahu Akbar')
sebanyak 33 kali lalu sebagai penyempurna (bilangan) seratus ia mengucapkan,
[Tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu], maka Aku akan mengampuni dosa-dosanya sekalipun sebanyak buih di lautan." (HR.
Muslim)
• MEMBACA AYAT KURSI
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang membaca ayat Kursi
setiap akhir shalat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian."(HR. an-Nasa-i)
• PUASA
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa berpuasa sehari di jalan Allah,
maka Allah akan menjauhkan wajahnya dari api neraka selama tujuh puluh tahun perjalanan."
(HR. Ahmad dan an-Nasa-i)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Puasa tiga hari setiap bulan adalah seperti
puasa setahun." (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan an-Nasa-i)
• MEMBACA AL-QUR'AN
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa membaca satu huruf dari
Kitabullah, maka ia mendapatkan satu kebaikan (pahala) dan satu kebaikan itu bernilai sepuluh
kali lipatnya." (HR. at-Tirmidzi)
• SHALAWAT KEPADA NABI SHALLALLAHU’ALAIHI WASALLAM
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa mengucapkan satu kali
shalawat kepadaku, maka Allah akan membalasnya dengan sepuluh kali.” (HR. al-Bukhari)
• TASBIH, TAHMID DAN TAHLIL
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan,
[Tiada Tuhan (yang berhak disembah dengan haq) selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada
sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu] dalam sehari seratus kali, maka ia mendapatkan pahala setara membebaskan
sepuluh budak, dicatat baginya seratus pahala, dihapus darinya seratus dosa dan ia
mendapatkan penjagaan dari syaithan pada hari itu hingga sore hari. Dan tidak ada seorang
pun melakukan yang lebih baik darinya melainkan orang yang melakukan lebih banyak dari
itu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,”Barangsiapa yang mengucapkan
'subhanallah wa bihamdihi' dalam sehari sebanyak seratus kali, maka akan dihapus
dosa-dosanya sekali pun sebanyak buih di lautan."(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang mengucapkan,
"Maha Suci Allah, segala puji hanya bagi-Nya, tiada Tuhan yang berhak disembah dengan haq
selain Dia, Allah Maha Besar", Maka akan ditanamkan untuknya sebuah pohon kurma di
surga." (HR. al-Bukhari)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang hamba mengucapkan di
pagi dan sore hari sebanyak tiga kali,
[Aku rela Allah sebagai Rabb, Islam sebagai agama dan Muhammad shallallahu’alaihi
wasallam sebagai Nabi dan Rasul], melainkan sudah menjadi hak Allah untuk meridhainya pada hari Kiamat." (HR. Ahmad)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, 'la haula wa la quwwata illa billah' adalah
salah satu dari sekian banyak perbendaharaan surga." (HR. an-Nasa-i)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Dua kalimat yang ringan di lisan, berat di
timbangan, dan dicintai Allah ar-Rahman; subhanallah wa bihamdihi sub-hanallahil 'azhim."
(HR. al-Bukhari dan Muslim)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Aku telah mengucapkan empat kalimat yang
aku ulang sebanyak tiga kali lebih baik dari yang kamu ucapkan
[Maha suci Allah, aku memuji-Nya sebanyak makhluk-Nya, sejauh kerelaan-Nya, seberat
timbangan Arasy-Nya, dan sebanyak tinta tulisan kalimat-Nya." (HR. Muslim dan Abu Dawud)
• MENYANTUNI PARA JANDA DAN ORANG-ORANG MISKIN
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Penyantun janda dan orang miskin adalah
seperti Mujahid di jalan Allah." Aku mengira (periwayat hadits-penj.) Beliau shallallahu’alaihi
wasallam melanjutkan, "dan seperti orang yang melakukan shalat malam tanpa henti-henti dan
seperti orang yang berpuasa tanpa pernah berbuka." (HR. Muslim)
• MENJENGUK ORANG SAKIT
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidaklah seorang Muslim menjenguk
saudaranya sesama Muslim yang sedang sakit di waktu pagi melainkan tujuh puluh ribu
malaikat mengucapkan shalawat atasnya (mendoakannya) hingga sore hari. Dan tidaklah ia
menjenguknya di waktu sore, melainkan tujuh puluh ribu malaikat mengucapkan shalawat
atasnya (mendoakannya) hingga pagi hari dan ia memiliki kebun di surga."(HR. at-Tirmidzi)
• MENGUCAPKAN ALHAMDULILLAH SETELAH MAKAN
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang telah menyantap makanan
lalu mengucapkan,
[Segala puji bagi Allah Yang telah memberi (makanan kepadaku) yang ini dan
menganugerahkan rizqi dengan tanpa daya dan upaya dariku], maka akan diampuni baginya
dosa-dosa yang telah lalu."(HR. At-Tirmidzi dan Abu Dawud)
• MEMBACA DO'A 'KAFARATUL MAJLIS' (PENUTUP MAJLIS)
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang duduk di suatu majlis dan
banyak salah, lalu sebelum beranjak dari majlis tersebut, ia mengucapkan,
[Maha suci Engkau, Ya Allah. Dan dengan memuji-Mu aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang
berhak disembah dengan haq selain Engkau, aku memohon ampun dan bertaubat
kepada-Mu], melainkan diampuni baginya dosa yang terjadi di majlis itu." (HR. at-Tirmidzi)
• MENDIDIK ANAK-ANAK PEREMPUAN
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Barangsiapa yang diberi suatu cobaan
(dengan memiliki) anak-anak perempuan ini, lalu ia memperlakukan mereka dengan baik,
maka mereka akan menjadi penghalang baginya dari api neraka." (HR. Ahmad)
• AKHLAQ YANG BAIK
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda, "Tidak ada sesuatu pun dalam timbangan
seorang Mukmin yang lebih berat dari akhlaq yang baik pada hari Kiamat." (HR. at-Tirmidzi)

Permintaan Tolong Seekor Tikus

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap
Tikus.Sang tikus kaget bukan kepalang. Ia segera berlari menuju
kandang dan berteriak ” Ada Perangkap Tikus di rumah….di rumah
sekarang ada perangkap tikus….”
Ia mendatangi ayam dan berteriak ” ada perangkat tikus” Sang Ayam
berkata ” Tuan Tikus…, Aku turut bersedih, tapi itu tidak
berpengaruh terhadap diriku”
Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak. Sang
Kambing pun berkata ” Aku turut ber simpati…tapi tidak ada yang
bisa aku lakukan”
Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama. ” Maafkan aku.
Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali”
Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata, ”
Ahhh…Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku”
Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau
ia akan menghadapi bahaya sendiri.
Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap
tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat
perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang
terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik
rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut,
sang istri tidak sempat diselamatkan.
Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian
istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap
demam.Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya. (kita
semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)
Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.
Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman
menyarankan untuk makan hati kambing. Ia lalu menyembelih kambingnya
untuk mengambil hatinya. Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan
akhirnya meninggal dunia. Banyak sekali orang datang pada saat
pemakaman. Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk
memberi makan orang-orang yang melayat.
Dari kejauhan…Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan. Beberapa
hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak
digunakan lagi.
SObat Banyak sekali pesan moral dari cerita ini

Jadikanlah sabar penolongmu..!!!( KISAH ABI QILABAH Abdullah bin Zaid Al-Jarmi)

Bagi orang yang sering mengamati isnad hadits maka nama Abu Qilabah bukanlah satu nama yang asing karena sering sekali ia disebutkan dalam isnad-isnad hadits , terutama karena ia adalah seorang perawi yang meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik yang merupakan salah seorang dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu nama Abu Qilabah sering diulang-ulang seiring dengan sering diulangnya nama Anas bin Malik.Ibnu Hibban dalam kitabnya Ats-Tsiqoot menyebutkan kisah yang ajaib dan menakjubkan tentangnya yang menunjukan akan kuatnya keimanannya kepada Allah.

Nama beliau adalah Abdullah bin Zaid Al-Jarmi salah seorang dari para ahli ibadah dan ahli zuhud yang berasal dari Al-Bashroh. Beliau meriwayatkan hadits dari sahabat Anas bin Malik dan sahabat Malik bin Al-Huwairits –radhiallahu ‘anhuma- . Beliau wafat di negeri Syam pada tahun 104 Hijriah pada masa kekuasaan Yazid bin Abdilmalik.

Abdullah bin Muhammad berkata, “Aku keluar menuju tepi pantai dalam rangka untuk mengawasi (menjaga) kawasan pantai (dari kedatangan musuh)…tatkala aku tiba di tepi pantai, tiba-tiba aku telah berada di sebuah dataran lapang di suatu tempat (di tepi pantai) dan di dataran tersebut terdapat sebuah kemah yang di dalamnya ada seseorang yang telah buntung kedua tangan dan kedua kakinya, dan pendengarannya telah lemah serta matanya telah rabun. Tidak satu anggota tubuhnyapun yang bermanfaat baginya kecuali lisannya, orang itu berkata, “Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memuji-Mu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan”“
Abdullah bin Muhammad berkata, “Demi Allah aku akan mendatangi orang ini, dan aku akan bertanya kepadanya bagaimana ia bisa mengucapkan perkataan ini, apakah ia faham dan tahu dengan apa yang diucapkannya itu?, ataukah ucapannya itu merupakan ilham yang diberikan kepadanya??. Maka akupun mendatanginya lalu aku mengucapkan salam kepadanya, lalu kukatakan kepadanya, “Aku mendengar engkau berkata “Ya Allah, tunjukilah aku agar aku bisa memujiMu sehingga aku bisa menunaikan rasa syukurku atas kenikmatan-kenikmatan yang telah Engkau anugrahkan kepadaku dan Engkau sungguh telah melebihkan aku diatas kebanyakan makhluk yang telah Engkau ciptakan“, maka nikmat manakah yang telah Allah anugerahkan kepadamu sehingga engkau memuji Allah atas nikmat tersebut?? dan kelebihan apakah yang telah Allah anugerahkan kepadamu hingga engkau mensukurinya??” Orang itu berkata, “Tidakkah engkau melihat apa yang telah dilakukan oleh Robku kepadaku? Demi Allah,
seandainya Ia mengirim halilintar kepadaku hingga membakar tubuhku atau memerintahkan gunung-gunung untuk menindihku hingga menghancurkan tubuhku, atau memerintahkan laut untuk menenggelamkan aku, atau memerintahkan bumi untuk menelan tubuhku, maka tidaklah hal itu kecuali semakin membuat aku bersyukur kepadaNya, karena Ia telah memberikan kenikmatan kepadaku berupa lidah (lisan)ku ini.
Namun, wahai hamba Allah, engkau telah mendatangiku maka aku perlu bantuanmu, engkau telah melihat kondisiku. Aku tidak mampu untuk membantu diriku sendiri atau mencegah diriku dari gangguan, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku memiliki seorang putra yang selalu melayaniku, di saat tiba waktu sholat ia mewudhukan aku, jika aku lapar maka ia menyuapiku, jika aku haus maka ia memberikan aku minum, namun sudah tiga hari ini aku kehilangan dirinya. Maka tolonglah aku, carilah kabar tentangnya –semoga Allah merahmati engkau-”.
Aku berkata, “Demi Allah tidaklah seseorang berjalan menunaikan keperluan seorang saudaranya yang ia memperoleh pahala yang sangat besar di sisi Allah, lantas pahalanya lebih besar dari seseorang yang berjalan untuk menunaikan keperluan dan kebutuhan orang yang seperti engkau”.
Maka akupun berjalan mencari putra orang tersebut hingga tidak jauh dari situ aku sampai di suatu gundukan pasir. Tiba-tiba aku mendapati putra orang tersebut telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas. Akupun mengucapkan inna lillah wa inna ilaihi roji’uun. Aku berkata, “Bagaimana aku mengabarkan hal ini kepada orang tersebut??”. Dan tatkala aku tengah kembali menuju orang tersebut, maka terlintas di benakku kisah Nabi Ayyub ‘alaihi as-Salam. Lalu aku menemui orang tersebut dan akupun mengucapkan salam kepadanya
lalu ia menjawab salamku dan berkata, “Bukankah engkau adalah orang yang tadi menemuiku?”, aku berkata, “Benar”. Ia berkata, “Bagaimana dengan permintaanku kepadamu untuk membantuku?”. Akupun berkata kepadanya, “Engkau lebih mulia di sisi Allah ataukah Nabi Ayyub ‘alaihis Salam?”, ia berkata, “Tentu Nabi Ayyub ‘alaihis Salam “, aku berkata, “Tahukah engkau cobaan yang telah diberikan Allah kepada Nabi Ayyub?, bukankah Allah telah mengujinya dengan hartanya, keluarganya, serta anaknya?”, orang itu berkata, “Tentu aku tahu”. Aku berkata, “Bagaimanakah sikap Nabi Ayyub dengan cobaan tersebut?”, ia berkata, “Nabi Ayyub bersabar, bersyukur, dan memuji Allah”.
Aku berkata, “Tidak hanya itu, bahkan ia dijauhi oleh karib kerabatnya dan sahabat-sahabatnya”. Ia berkata, “Benar”. Aku berkata, “Bagaimanakah sikapnya?”, ia berkata, “Ia bersabar, bersyukur dan memuji Allah”. Aku berkata, “Tidak hanya itu, Allah menjadikan ia menjadi bahan ejekan dan gunjingan orang-orang yang lewat di jalan, tahukah engkau akan hal itu?”, ia berkata, “Iya”, aku berkata, “Bagaimanakah sikap nabi Ayyub?” Ia berkata, “Ia bersabar, bersyukur, dan memuji Allah, langsung saja jelaskan maksudmu –semoga
Allah merahmatimu-!!”.
Aku berkata, “Sesungguhnya putramu telah aku temukan di antara gundukan pasir dalam keadaan telah diterkam dan dimakan oleh binatang buas, semoga Allah melipatgandakan pahala bagimu dan menyabarkan engkau”. Orang itu berkata, “Segala puji bagi Allah yang tidak menciptakan bagiku keturunan yang bermaksiat kepadaNya lalu Ia menyiksanya dengan api neraka”, kemudian ia berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun“, lalu ia menarik nafas yang panjang lalu meninggal dunia.
Aku berkata, “Inna lillah wa inna ilaihi roji’uun“, besar musibahku, orang seperti ini jika aku biarkan begitu saja maka akan dimakan oleh binatang buas, dan jika aku hanya duduk maka aku tidak bisa melakukan apa-apa[2]. Lalu akupun menyelimutinya dengan kain yang ada di tubuhnya dan aku duduk di dekat kepalanya sambil menangis.
Tiba-tiba datang kepadaku empat orang dan berkata kepadaku “Wahai Abdullah, ada apa denganmu?, apa yang telah terjadi?”. Maka akupun menceritakan kepada mereka apa yang telah aku alami. Lalu mereka berkata, “Bukalah wajah orang itu, siapa tahu kami mengenalnya!”, maka akupun membuka wajahnya, lalu merekapun bersungkur mencium keningnya, mencium kedua tangannya, lalu mereka berkata, “Demi Allah, matanya selalu tunduk dari melihat hal-hal yang diharamkan oleh Allah, demi Allah tubuhnya selalu sujud tatkala orang-orang dalam keadaan tidur!!”.
Aku bertanya kepada mereka, “Siapakah orang ini –semoga Allah merahmati kalian-?”, mereka berkata, Abu Qilabah Al-Jarmi sahabat Ibnu ‘Abbas, ia sangat cinta kepada Allah dan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu kamipun memandikannya dan mengafaninya dengan pakaian yang kami pakai, lalu kami menyolatinya dan menguburkannya, lalu merekapun berpaling dan akupun pergi menuju pos penjagaanku di kawasan perbatasan.
Tatkala tiba malam hari, akupun tidur dan aku melihat di dalam mimpi ia berada di taman surga dalam keadaan memakai dua lembar kain dari kain surga sambil membaca firman Allah

“Keselamatan bagi kalian (dengan masuk ke dalam surga) karena kesabaran kalian, maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. 13:24)
Lalu aku berkata kepadanya, “Bukankah engkau adalah orang yang aku temui?”, ia berkata, “Benar”, aku berkata, “Bagaimana engkau bisa memperoleh ini semua”, ia berkata, “Sesungguhnya Allah menyediakan derajat-derajat kemuliaan yang tinggi yang tidak bisa diperoleh kecuali dengan sikap sabar tatkala ditimpa dengan bencana, dan rasa syukur tatkala dalam keadaan lapang dan tentram bersama dengan rasa takut kepada Allah baik dalam keadaan bersendirian maupun dalam kaeadaan di depan khalayak ramai”Jadikanlah
sabar penolongmu..!!!( KISAH ABI QILABAH Abdullah bin Zaid Al-Jarmi)